Kecanduan Seks Cyber (Bagian 1)
Kecanduan seks cyber telah menjadi sebuah sub-tipe yang spesifik dari kecanduan internet. Diperkirakan bahwa satu di antara lima pecandu internet terlibat dalam suatu bentuk aktivitas seksual online (terutama melihat pornografi cyber dan/atau terlibat dalam seks cyber). Beberapa penelitian terdahulu di luar negeri menunjukkan bahwa para pria memiliki kemungkinan lebih besar untuk melihat pornografi cyber, sementara para wanita memiliki kemungkinan lebih besar untuk terlibat dalam chatting erotis.
Tanda-tanda awal kecanduan seks cyber :
- Secara rutin menghabiskan jumlah waktu yang bermakna dalam ruang-ruang chatting dan pesan pribadi dengan tujuan utama menemukan seks cyber.
- Terlalu asyik menggunakan internet untuk menemukan pasangan-pasangan seks online.
- Secara sering menggunakan komunikasi anonim untuk terlibat dalam fantasi-fantasi seksual yang tidak lazim dilakukan dalam kehidupan nyata.
- Mengantisipasi sesi online yang berikutnya dengan harapan bahwa dirinya akan mendapatkan rangsangan ataupun pemuasan seksual.
- Menemukan bahwa dirinya sering berpindah dari seks cyber menjadi seks lewat telepon (atau bahkan pertemuan-pertemuan dalam dunia nyata).
- Menyembunyikan interaksi-interaksi online dari pasangan.
- Merasa bersalah atau malu atas penggunaan interaksi online.
- Pada awalnya, seseorang secara tidak sengaja terangsang oleh seks cyber, namun kini, ia menemukan bahwa dirinya secara aktif mencari seks cyber ketika sedang menjelajah di internet.
- Melakukan masturbasi sambil online, ketika terlibat dalam suatu chatting erotis.
- Mengurangi interaksi dengan pasangan seksual dunia nyata, dan lebih memilih seks cyber sebagai bentuk pemuasan seksual utama.
Kecanduan seks cyber sering dialami oleh orang-orang yang tidak percaya diri, dan orang-orang yang mengalami distorsi citra tubuh yang berat, disfungsi seksual yang tidak diobati ataupun menderita kecanduan seks (sexual addiction atau internet compulsif disorder). Khususnya pada para pecandu seks, mereka seringkali beralih kepada seks cyber sebagai suatu bentuk seksual yang baru dan aman untuk menyalurkan hasrat seksual mereka, tanpa perlu membayar semahal bila mereka menggunakan telepon seks, tertangkap basah dalam toko buku khusus orang dewasa, ataupun tertular Penyakit Menular Seks (PMS) karena berhubungan seks dengan seorang Pekerja Seks.
Memahami Penyebab Kecanduan Seks Cyber
Saat ini, pemuasan hasrat seksual melalui internet lidak hanya dialami oleh orang-orang yang berperilaku seksual menyimpang, namun mereka yang sebelumnya tidak memiliki catatan kriminal dan psikiatri pun telah terlibat dalam perilaku seperti ini. ACE Model of Cybersexual Addiction digunakan untuk menjelaskan bagaimana internet telah menciptakan sebuah iklim budaya permisif, yang mendorong dan mensahkan perilaku-perilaku seksual menyimpang.
Banyak yang percaya bahwa alasan utama seseorang melakukan tindakan seksual online adalah untuk pemuasan hasrat seksual. Sebagai contoh, seorang wanita yang kesepian tiba-tiba merasa bergairah oleh sekian banyak pasangan cyber-nya, atau seorang pria yang tidak percaya diri secara seksual berubah menjadi seorang kekasih cyber yang membara dan diinginkan oleh seluruh wanita di ruang chatting. Pengalaman-pengalaman ini bukan hanya memberikan pemuasan hasrat seksual, melainkan juga telah menjadi tempat pelarian mental yang subyektif, yang diperoleh melalui perkembangan kehidupan fantasi online di mana seseorang mengadopsi sebuah kepribadian dan identitas yang baru. (bersambung..)
0 Comments:
Post a Comment
<< Home