Friday, May 05, 2006

Bagaimana Kalau Pacar Memaksa?
Talk Show : Menguak Tabir Keindahan Seks Bebas di Balik Tirai Kos

SEMARANG-Bagaimana pun yang namanya hubungan seks selalu menarik untuk dibicarakan. Apalagi jika didiskusikan oleh para mahasiswa dan mahasiswi dengan menghadirkan pembicara seorang dokter. Suasana jadi bertambah gayeng.

''Bagaimana, Dok kalau pacar memaksa berbuat intim, padahal kami takut jika hamil di luar nikah,'' pertanyaan itu tiba-tiba muncul dari seorang peserta dialog interaktif ''Menguak Tabir Keindahan Seks Bebas di Balik Tirai Kos'' yang diselenggarakan Korps Sukarelawan Remaja (KSR) PMI Unit IKIP PGRI di kampus Jl Lontar 1 Semarang, Rabu (2/6). Pertanyaan itu langsung disambut gelak tawa peserta. Hadir pula Rektor Drs Sulistiyo MPd serta PR III Drs Maryanto.

Atas pertanyaan itu, dr Setiawan yang tampil bergaya ABG mengenakan kaus oblong yang dibungkus baju dengan kancing terbuka serta memakai topi itu menyarankan kepada penanya agar jika pasangan lain jenis yang sedang dimabuk asmara, harus saling bisa mengendalikan. Terutama saat-saat kritis
ketika satu sama lain jenis tadi terlupa menikmati indahnya cinta. ''Ya, kalau kemudian jadi suami istri, kalau tidak apa jadinya nanti. Bukan malu aku malu pada semut merah......,tetapi ya bayangkan sendiri,'' ujar dokter dari ASA PKBI Jateng tersebut sambil mengutip syair lagu yang dinyanyikan Chrisye itu.

Rektor pun ikut menimpali, pasangan remaja yang sedang pacaran harus bisa saling menjaga. Sebab wanita pun kalau sudah punya mau bisa tak terkendali. Karena itu alangkah indahnya jika mereka yang sedang dimabuk asmara bisa saling mengingatkan. Sebab pasangan lain jenis kalau sudah dekat, maka setan pun akan berusaha lebih merapatkan lagi. ''Jangan biarkan calon suami atau istri
kalian nantinya diberi barang bekas. Maka seringlah berpuasa dalam rangka menjaga syahwat tadi,'' pesan Sulistiyo.(E1-73)

Diambil dari artikel Suara Merdeka, Sabtu, 05 Juni 2004
http://www.suaramerdeka.com/harian/0406/05/kot17.htm
catatan : alasan dimasukkannya artikel ini kedalam blog adalah karena ingin memberikan gambaran tentang sosok dr. iwan (setiawan) kepada teman - teman yang kebetulan belum pernah melihat atau bertemu secara langsung dengan sosok tersebut. Hak Cipta artikel tersebut dimiliki sepenuhnya oleh media yang menerbitkan. (Admin dr. Iwan)

3 Comments:

At 10:40 PM, Blogger ericsasono said...

saya justru melihat gambaran narsism yang ingin dimunculkan kembali oleh saudara iwan di blog ini.bukan berarti hanya gara2 saudara diback up oleh posisi di pkbi yang memang sudah dikenal di seluruh indonesia akan kepeloporannya di kespro itu berarti sudah bisa mempopulerkan diri dengan status bisa memberikan konsultasi seks. kalau edukasi saya pikir masih boleh. tapi apakah saudara iwan sudah punya kontribusi dengan penulisan ilmiah, atau keterlibatan di ASI-asosiasi seksologi indonesia, atau mengikuti PIS-pelatihan intensif seksologi sebagai sebuah persyaratan wajib untuk mem berikan konsultasi seks secara terbuka,dan yang paling pas adalah kalau saudara iwan bisa melengkapi dulu titelnya dengan spesialisasi di bidang andrologi atau seksologi baru layak secara legal mengasuh rubrik semacam ini. saya melihat blog ini adalah upaya mencari popularitas yang tidak legal secara profesi. maaf saudara iwan, ini adalah kritik yang membangun. anda perlu belajar juga dari para educator dan konsultan muda yang tidak menggembar-gfemborkan dirinya dengan kedok sampul mencerdaskan masyarakat. ada dokter nugroho setiawan bisa dijadikan referensi di jakarta seorang androlog yang punya klinik remaja, kalau di semarang ya senior anda dokter susilo wibowo yang sudah profesor dan pengurus pkbi juga, atau dokter okanegara di Bali yang rajin menulis di media-media jurnal resmi nasional dan populer juga di Bali, mereka semua sangat penuh kerendahan hati, bahkan profil seperti dokter ramonasari dari pkbi pusat jakarta pun tidak ingin mengekspose diri secara over seperti ini.cobalah anda kontak asosiasi seksologi indonesia untuk bisa mendapatkan legalitas. bahkan dokter boyke sekalipun tidak diakui oleh asosiasi ini karena kerap menyebut diri pakar seks padahal dia ginekolog. dan ini berbahaya sekali.so, lebih baik lagi deh membawa diri.biar bisa jadi seksolog yang benar2 benar diakui legalitasnya seperti prof wimpie dan alex pangkahila di bali, prof arjatmo di jakarta,prof arif adimoelja di surabaya.salam.

 
At 2:05 PM, Blogger Jo Ann said...

to pak ericsasono : masa sih... :P

pak, mungkin banyak ahli seperti beliau2 yg anda sebutkan, mungkin termasuk anda sendiri. karena anda tau bagitu banyak, saya rasa anda memang bergelut bidang ini?

Tapi, berapa orang sih yang mau menyumbangkan waktunya sedikit aja untuk memberi informasi kespro ke orang lain (kalo ga boleh disebut konsultasi sih :P)? Paling ngga, berapa sih yg mau dengerin remaja bermasalah tanpa dapet apa2 seperti blog ini?

Lihat deh, saya melihat bukan hanya "masalah medis" yang dibawa oleh dr. iwan setiap menjawab pertanyaan, namun "PESAN MORAL" yang sering ditandaskan disini, apalagi jika si penanya adalah dari golongan remaja. So...???? Kami, Remaja... butuh yang kaya gini!!! :P

But, setiap orang punya pendapat sendiri2, saya tunggu blog bapak :P

Salam

 
At 10:33 AM, Blogger windarini said...

saya sangat sependapat dengan dr. iwan yang selalu mengupas masalah disertai dengan transfer of moral value. terlepas banyak yang kontra tetaplah "Jihad" menyampaikan kebenaran dan kebaikan pada semua orang tidak peduli banyak mulut yang kan mencaci dan memaki. makna hidup dengan niat tulus iklas.menjadikan bangsa niat banyak yang memiliki jati diri luhur budi pekerti serta tata susila tetap kokoh walau terterjang liberalisasi negara -negara penghancur akidah agama.
keep on fighting.........

 

Post a Comment

<< Home