Seks Bebas ...... hanya khilaf ?
Mari kita baca contoh ilustrasi kasus dibawah ini:
Dokter, Saya R 22 tahun, mahasiswa. Saya seorang gadis yang memang sering berganti - ganti pasangan. Saya sering melakukan hubungan badan dengan pacar - pacar saya dan terus terang kami memang menikmatinya. Saya berpikir aman - aman saja ketika saya melakukannya dan memang selalu menggunakan pengaman jika melakukan hubungan badan.
Saya memang cuek - cuek saja ketika putus dengan pacar - pacar saya, sebab saya pikir toh saya hanya menjalani hidup. Terus terang, saya kadang-kadang juga memakai itu yang namanya narkotika atau minuman keras.
Keluarga saya keluarga baik-baik dan secara ekonomi kami tidak kekurangan, tapi entahlah... jika sama teman cowok saya sangat gandrung dan tahu sendirilah...
Masalah saya sekarang ini, saya berhubungan (Pacaran) dengan cowok usia 23 tahun, sama dia juga masih mahasiswa dan saya juga telah melakukan hubungan seks beberapa kali. Terus terang saya nggak cinta banget sama itu cowok hanya pengen jalan aja sih.
Waktu melakukan hubungan badan yang pertama dengan cowok tersebut sempat ditanya kok nggak ada darah perawan yang keluar dan dianya sempat memprotes saat itu. Tapi setelah kejadian tersebut cowokku tidak mempermasalahkan keperawanan saya.
Sekarang saya sudah sadar dan mau hidup jadi wanita baik-baik, tapi apakah masih ada cowok yang mau dengan saya. Lagipula saya sekarang terlambat menstruasi apakah saya hamnil? Terus jika saya hamil saya takut terhadap masa depan saya, keluarga saya dan terus terang saya sebenarnya tidak mencintai cowokku.
Tolong dijawab secepatnya dan saya harus bagaimana ? Dari R - Kendal
Surat diatas merupakan salah satu contoh ilustrasi kasus yang pernah masuk di klinik saya dan yang pasti masih banyak lagi permasalahan2 yang berkaitan dengan remaja. Apa panjenengan mau mencoba??!!!.
Apabiia seseorang melakukan perbuatan yang dianggap kurang benar, maka selalu muncul jeritan dari dalam hatinya. Saat ituiah nurani mulai bicara.
Suatu ketika dua pasang anak manusia melakukan perbuatan yang belum saatnya dilakukan, maka hati nurani akan selalu bersuara bahwa apa yang seharusnya tidak boleh terjadi dan harus segera dihentikan.
Menjaga kesucian hubungan antara laki-laki dan perempuan adalah sesuatu yang ideal. Menjaga keperawanan bagi perempuan adalah tugas hidup. Menjaga keperjakaan bagi laki-laki adalah tanggung jawab. Tugas kita adalah menjaga agar hubungan kita dengan siapapun berada dalam batas - batas kebenaran.
Tidaklah ringan menjaga kesucian atau keperawanan dan keperjakaan. Dalam diri manusia terdapat dorongan yang berupa nafsu seks, sebuah dorongan yang selalu minta dipuaskan. Apabiia seseorang memegang norma sosial dan agama dengan ketat, maka dorongan seks ini akan bisa dikendalikan. (dr. Iwan)
1 Comments:
perawan vs perjaka.. ibarat perancis vs itali.. gara2 pancingan materazi, zidan jd nyeruduk materazi.. begitulahh :)
Post a Comment
<< Home