Tuesday, November 14, 2006

Pentingnya Bicara Seks Bareng Ortu

Saat ini Bicara Seks masih dianggap tabu sama orang-orang di sekitar kita, termasuk orang tua kita. Padahal, kita perlu banget informasi ini. Jadi, kita perlu ngobrol masalah seks dengan orang yang tepat yaitu ortu salah satunya. Remaja sangat membutuhkan informasi tentang seks. Hal ini disebabkan karena hormon seksualnya mulai aktif, yang salah satu akibatnya adalah menimbulkan dorongan seksual dalam diri. Dorongan seksual pada usia remaja ini sangatlah besar dan terasa meledak-ledak. Bagi mereka, hal ini terasa aneh, karena kita enggak sadar dengan apa yang terjadi. Makanya kita sebagai remaja sering cari informasi soal seks. Masalahnya, sumber informasi yang kita dapat tingkat kebenarannya masih payah.

Selama ini kita memperoleh pendidikan dari tiga unsur, yaitu ortu, sekolah, dan lingkungan sekitar. Padahal, di sekolah sampai sekarang ini belum ada mata pelajaran yang mengajarkan masalah seksualitas secara khusus. Sedangkan ortu dan masyarakat menganggap membicarakan masalah seks merupakan suatu hal yang tabu.
Arti seks

Sebenarnya, kata seks berasal dari bahasa Inggris yang berarti jenis kelamin. Tetapi, dalam masyarakat kita, kata seks selalu diidentikkan dengan hubungan seksual dan hal-hal yang negatif lainnya. Akibatnya, masyarakat di Indonesia menganggap semua hal yang berkaitan dengan seks adalah hal yang tabu dan tidak pantas dibicarakan secara terbuka. Padahal, jika kita mau menelusuri lebih jauh, sebenarnya masalah seks sangat luas sekali dimensinya. Dalam hal ini, jika berbicara masalah seks, seksualitas, maka kita sebenarnya tidak hanya membicarakan masalah hubungan seksual dan hal-hal yang negatif seperti anggapan masyarakat selama ini. Sebenarnya kalau kita Bicara Seks artinya kita membicarakan tentang kesehatan reproduksi, anatomi dan fisiologi organ reproduksi, penyakit menular seksual, orientasi seks, dan lain-lain.

Dari gambaran yang tersebut di atas, dapat dipahami dan disadari bahwa pendidikan seks sangat kita perlukan. Oleh karena itu, sebagai pelaku pendidik yang utama, orang tua diharapkan dapat memberikan pendidikan seksualitas ini secara tepat kepada anaknya sejak dini. Pendidikan seksualitas sejak dini diharapkan dapat mencegah perilaku seks yang negatif. Remaja bukanlah anak kecil lagi yang enggak tahu apa-apa, mereka cenderung cerdas, dan sudah dapat berpikir secara rasional. Tetapi, perlu disadari bahwa remaja juga punya sifat-sifat tertentu, yaitu antara lain mudah terpengaruh lingkungan, suka menentang orangtua, lebih dekat dengan teman sebaya, selalu ingin mencoba hal-hal yang baru, emosional, suka menjadi pusat perhatian, dan macam-macam lagi deh...

Sejak dini
Di negara-negara maju, pendidikan kesehatan reproduksi telah diberikan sejak dini ketika masih anak-anak sebelum masa pubertas. Di negara maju, seorang anak dapat dengan mudah mendapatkan informasi tentang kesehatan reproduksi dan informasi ini dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya karena berasal dari sekolah, ortu mereka sendiri, maupun LSM yang peduli di bidang ini.

Berbeda dengan kondisi remaja di lingkungan kita, pengetahuan kesehatan reproduksi kita masih sangat kurang dan akses untuk memperoleh informasi kesehatan reproduksi masih sulit atau terbatas. Oleh karena itu, ortu harus mulai berkomunikasi tentang masalah kesehatan reproduksi ini dengan anak remajanya sehingga dapat memberikan penjelasan secara tepat sehingga si anak dapat mengerti dan menerima informasi tersebut dengan baik. Dengan komunikasi yang baik diharapkan dapat mengatasi semua permasalahan kita, khususnya masalah seksualitas. Sebagai contoh yang menarik, kita bisa melihat film American Pie. Dalam film ini ditunjukkan liku-liku seksualitas remaja-remaja di Amerika dan contoh figur orangtua yang mau terbuka untuk masalah kesehatan reproduksi dengan anaknya. Meskipun sudah cukup lama, film ini agaknya masih menarik untuk ditonton ortu kita dan bisa sebagai pelajaran.

Pendidikan seks tak periu kurikulum khusus
Pendidikan seks meski penting diberikan kepada peserta didik tingkat SMP dan SMU, namun menurut saya tidak perlu dijadikan kurikulum khusus. Pendidikan seks cukup diintegrasikan dengan mata pelajaran lain. Pendidikan seks memang perlu diberikan pada anak sekolah mulai SMP tetapi materinya cukup diintegrasikan dengan mata pelajaran biologi dan agama. Dikhawatirkan kalau dijadikan mata pelajaran khusus malah akan salah kaprah, selain tidak mudah dalam penyusunan kurikulumnya. (dr. iwan)

0 Comments:

Post a Comment

<< Home