Amankah menggunakan air ludah (secara medis) Bagaimana dengan pemakaian Baby Oil, karena beberapa kali kami coba tidak menyebabkan alergy. Apakah ada terapi makanan untuk meningkatkan produksi pelumas pada vagina. Terima kasih.
Bapak Haryo, Semarang
JAWAB :
Terima kasih Pak Haryo atas suratnya yang cukup lama ngendon di redaksi, mudah-mudahan setelah membaca surat ini bapak tidak lagi merasakan 'seret' seperti sebelumnya.
Begini, kondisi yang dialami oleh istri bapak menunjukkan kalau proses lubrikasi atau pelumasan yang merupakan produk dari kelenjar-kelenjar di vagina, tidak bisa berlangsung dengan baik. Hal seperti ini bisa terjadi karena beberapa hal, misalnya kurangnya foreplay atau pemanasan. Memang benar bahwa foreplay tidak selalu harus dengan perangsangan-perangsangan secara fisik, misalnya dengan melakukan sentuhan-sentuhan di alat kelamin saja.
Mungkin tidak seperti itu! Ada kalanya justru seorang wanita justru membutuhkan kenyamanan secara psikologis, misalkan perasaan dilindungi, diayomi, tidak terburu nafsu dll. Ini barangkali yang diharapkan oleh istri bapak. Jadi mungkin bisa dengan berdiskusi atau dilakukan dengan suasana yang romantis, dengan lampu remang-remang, atau dengan alunan musik yang syahdu. Jadi jangan grudag-grudug, alias grusa-grusu asal masuk aja....
Untuk sekedar saran bagi istri bapak, barangkali perlu banyak mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan di dalam menunya sehari- hari, dan sedapat mungkin yang mengandung banyak air: seperti mentimun, semangka, bayem dll. Walaupun pada beberapa orang wanita seringkali menimbulkan keputihan yang cukup mengganggu, misalnya pada buah nanas, bengkuang, justru keputihan seperti inilah yang berguna sebagai cairan pelumas pada istri bapak. Silakan dicoba. (dr. iwan)
0 Comments:
Post a Comment
<< Home