Minimnya Pengetahuan Seks
Tabloid “Seputar Semarang”
Figur : dr. Iwan Setiawan
(Konsultan Seks Remaja)
Isu seputar seks dikalangan mahasiswa memang selalu menarik untuk diikuti. Setelah dulu marak dengan adanya “ayam kampus”, kini juga muncul fenomena dimana mahasiswa ada kecenderungan yang hanya sekedar having seks.
“Saat ini ada kecenderungan seks bagi mereka bukan sekedar komoditi untuk mencari uang. Sekarang ini banyak dari mahasiswi atau remaja putri yang melakukan having seks hanya sekedar sebagai pemuasan. Mereka tidak membutuhkan imbalan, tetapi lebih kepada pemuasan semata.” kata dr. iwan, konsultan seks.
Menurut dokter muda yang aktif sebagai konsultan seks diberbagai radio dan tv ini mengatakan, pernah seorang cowok mengatakan kepadanya, bahwa cowok tersebut berani membayar berapa saja kepada seorang cewek. Namun si cewek malah menolaknya.
“Mereka lebih suka diajak makan malam bareng, nongkrong di kafe yang bergengsi, kemudian nonton di bioskop yang keren. Itu semua hanya sekedar demi life style saja.” ujar alumnus Undip 1998.
Dokter penyuka warna hijau ini menyatakan mereka berasal dari orang berada. Ditunjang kehidupan yang baik dan gizi yang juga baik, sehingga meningkatkan hormon seks.
Kasus lain, adalah longgarnya kehidupan mahasiswa di kos - kosan. Sekarang ini sudah jamak terjadi, semisal satu kamar itu dihuni oleh dua mahasiswa. Ada sebuah kesepakatan di antara keduanya, kalau mereka sedang having seks dengan pacarnya berarti di depan kamar kos nya tersebut tidak ada sepatu, tapi dari dalam terdengar sebuah musik yang keras.
“Ini seperi sebuah kesepakatan. Dan mereka melakukannya secara bergantian.” kata dokter yang membuka klinik “curhat” ini.
Gejala ini menunjukkan moralitas remaja kini mulai menurun. Penyebabnya bermacam – maca. Seperti pendidikan orang tua yang kurang, kedekatan kepada anaknya yang semakin jauh.
“Kemudian juga, minimnya pengetahuan mereka tentang seks itu sendiri. Jadi mereka kurang paham tentang berbagai resiko, seperi penyakit kelamin, penyebaran virus HIV, serta kehamilan di luar nikah.” lanjut dokter gaul ini.
Antisipasinya, tutur dokter yang juga sering menerima pasien suami – istri ini, pendidikan keluarga harus lebih ditekankan. “Seperti pendidikan seks kan bisa dimulai dari mana saja. Seperti dari keluarga, guru, dan juga sekolah.. Makanya kurikulum tentang seks di sekolah sudah harus mulai dipikirkan.”
“Membentengi diri mereka juga menjadi lebih penting. Yaitu dengan ajaran moralitas. Tetapi, agama menjadi pegangan yang sangat penting.” pungkas dokter yang juga dapat dijumpai di www.dokteriwan.com ini.
Catatan :
Artikel diatas diambil dari Tabloid “Seputar Semarang” edisi 215, tanggal 6 Nov 2007. Tabloid “Seputar semarang” merupakan suplemen dari harian “Suara Merdeka”