Pertanyaan di atas saya lontarkan ketika diundang pada “Diskusi Problemantika Pergaulan remaja dan Solusinya” yang diselenggarakan oleh Tim I KKN Undip Semarang 2007.
Jawaban yang saya dapatkan dari para siswa MAN-2 Kudus itu pun bermacam-macam. Ada peserta yang menjawab boleh, namun tidak sedikit pula yang menjawab tidak. Saya menerangkan, yang namanya pacaran adalah bagaimana kita bisa memahami pasangan kita, bukan menyerahkan apa saja yang dimaui atau diminta oleh sang kekasih. Pasalnya, tidak sedikit remaja yang melakukan seks pra nikah, karena takut ditinggalkan pasangannya.
“Wah, jangan-jangan kalau aku tidak kasih, nanti aku diputusin sama pacarku. Terus nanti dikira aku tidak sayang sama dia?” 'Nah, pertanyaan-pertanyaan itulah yang sering membuat remaja putri menjadi menyerahkan segalanya.
Beberapa faktor yang mempengaruhi remaja terjerumus dalam pergaulan bebas adalah, remaja sekarang ini banyak yang tidak punya prinsip. Banyak remaja baru akan dibilang gaul, jika remaja tersebut sudah punya pacar, dibilang gaul kalau nge-seks, tanpa memperhitungkan faktor risikonya.
Faktor lainnya, semakin tipisnya iman dan taqwa (imtaq). Ketika imtaq ini sudah dipunyai, kemanapun dan di manapun remaja itu akan tinggal, mereka tidak akan terpengaruh pada pergaulan bebas.
Pesan saya, masa remaja adalah masa yang sangat berharga, jangan karena salah pergaulan membuat kalian menjadi kehilangan masa remaja dan masa depan. Apalagi kalo sampai disibukkan dengan masalah seks bebas yang berujung pada kehamilan. (iwan)